Naomi keluar dari rumah dan bergegas masuk kedalam mobilnya,
sepanjang perjalanan ia mengeluh karena Sri tinggal bersama keluarganya.
“Aduh, gila gue, gila gila, aduh mami kenapa sih?mami
kesambet apaan sih, aduh kenapa harus ada dia?”

Trus Sri datang dari belakang dan hendak membuka pintu mobil
Naomi namun Naomi melarangnya.
“Heh, heh, heh, lo mau ngapain? Mau ngapain?”
“Mau berangkat kesekolah mbak” Jawab Sri
Naomi terkejut mendengar jawaban dari Sri itu.
“What?!!!” Teriak Naomi. Naomi pun langsung menghampiri Sri.
“Apa? Apa lo bilang?”
“E..elo mau ke sekolah naik mobil gue?”
Sri pun hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari Naomi.
“Hellow, you think u are flower, ngaca dong, lo itu siapa”
“Lihat, lihat sepatu butut lo ya ampun”
Naomi berkata itu sambil menunjuk kea rah sepatu yang dipake
oleh Sri. Sri pun melihat sepatunya itu.
“Aduh, nggak tega gue ngeliatnya. Sepatu butut lo mau
nginjek karpet mobil gue?” Naomi kembali melihat Sri.
“Gue apes. Gue pasti apes”
“Trus saya naik apa dong mba?” Tanya Sri
“Oh iya yah, lo naik apa yah? Ya ampun kasihan banget sih
hidup lo” Naomi berpura pura memasang muka memelas
“Hellow, emang gue peduli. Elo mau terbang kek, heh”
“eh satu lagi, jangan pernah elo sentuh mobil gue kecuali
kalo gue suruh lo cuci mobil gue. Ngerti nggak?” bentak Naomi pada sri
“aduh, gila gue tau nggak. Heh jauh jauh dari mobil gue.
Jauh jauh” teriak Naomi sekali lagi. Oma pun terlihat melihat adegan yang
terjadi di depan itu lewat kaca jendela.
“eh jauh jauh dari mobil gue. Awas” ucap Naomi sambil masuk
kedalam mobilnya. Sementara sri hanya bisa menatap Naomi tanpa berkata apapun.
Naomi kemudian melajukan mobilnya dan meninggalkan sri yang hanya memandang
kepergian Naomi begitu saja.
Kemudian Sarah datang dari rumah. Sarah melihat sri yang
masih berdiri sendiri.
“loh sri, kamu nggak berangkat bareng Naomi?” Tanya sarah
kemudian menghampiri sri
“ya ampun”
“anu budhe, kata mba Naomi kalo karpet mobilnya mbak Naomi
keinjek sepatu butut saya bisa kena apes”
“ha? Astaga itu anak. Budhe aja yang anter kamu yah. Mulai
besok kamu ke sekolah naik motor aja yah. Disini nggak ada yang make” ucap
sarah kemudian sri tersenyum mendengarnya. Kemudian mereka berdua meninggalkan
rumah itu.
Sementara itu terlihat sebuah mobil yang tidak terlalu tren
dikalangan anak muda, tengah melintasi jalan raya. Si pengendara mobil itu
adalah dafa. Pada saat lampu merah ia melihat mobil musuhnya juga berada
disamping mobilnya. Levin. Musuh dafa. Levin seperti mengisyaratkan sesuatu
pada dafa. Dan dafa mencoba mengerti. Akhirnya setelah lampu berganti warna
menjadi hijau terjadilah balap mobil antara mereka berdua.
Sementara itu taxi yang membawa sarah dan sri telah sampai
disekolah.
“Semoga hari pertama kamu menyenangkan ya nak” ucap sarah
“oh” sarah kemudian membuka dompetnya.
Tapi ada seorang pria yang sepertinya penasaran, ia mencoba
melihat siapa yg berada ditaxi. Namun setelah itu ia pergi.
“ini buat kamu” ucap sarah sambil memberikan selembar uang
pada sri
“a elah, apa ini budhe, ndak usah, ndak usah” sri mencoba
menolak pemberian dari sarah
“ini uang jajan buat kamu sayang” sarah mencoba menjelaskan
“ya elah budhe ndak usah repot repot”
“sri selama ini budhe nggak punya kesempatan ngurus kamu, dn
budhe udah janji sama budhe sendiri untuk akan menebus 16 tahun hilangnya budhe
dari kehidupan kamu sayang, jadi tolong kalo budhe ngasih kamu apa apa jangan
ditolak, jangan bikin budhe sedih.”
“matur nuwun ya budhe”
Sarah pun mencium kening sri. Kemudian sri berpamitan untuk
ke sekolah.
“assalamualaikum budhe”
“walaikum salam, hati hati yah.”
Setelah sri pergi. Budhe hanya bisa menangis.
Sri menatap sekolah barunya yang besar dan bagus. Semua yang berada disitu memandang sri dengan tatapan aneh.
Sri berjalan kemudian ia dikagetkan oleh klakson mobil yang
keras.
“woi minggir lo, lo kalo mau mati jangan disini” pria yang
mengemudikan mobil itu berteriak kepada sri
Sri hanya menatapnya dengan heran. Klakson mobil itu kembali
berbunyi dengan keras. Namun mobil yang satu terlihat sudah masuk ke
parkirannya. Pria itu pun langsung keluar dari mobilnya dan melihat mobil yang
telah merebut parkirnya.
“oi oi”
“loe lihat nggak gara gara lo, tu parkiran gue mestinya,
gara gara loe jalan sembarangan gue jadi
nggak dapet parkir, ngerti nggak?”
“lo pikir ni jalan punya nenek moyang lo apa. Makanya kalo
jalan tuh pake mata”
Sri hanya mengangguk karena terus dibentak oleh pria itu.
pria itu tampak geram dengan ulah sri dan kemudian ia masuk kembali ke
mobilnya. Ia lalu mengemudikan mobilnya kea rah lain. Sri hanya bisa melihatnya
saja.
“wah galak banget toh, kan ndak tahu”
Kemudian pria yang lain datang menghampiri sri.
“kamu nggak apa apa?” tanyanya
“ndak apa apa”
“lain kali hati hati yah. Oh iya makasih berkat kamu aku
jadi dapat parkir” ucapnya sambil meninggalkan sri. Sri hanya bisa melihat
kepergian pria itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar