Anda Pengunjung Ke


Selasa, 12 November 2013

Diam Diam Suka Episode 1 Part 2

Lanjutan Diam Diam Suka Episode 1 Part 1, thankyou buat yg udah mau ngunjungi blog ini! enjoy guys!


Sri yang baru turun dari sebuah angkot, ia berdiri sambil melihat kembali alamat yang akan ia tuju. Dan mencari cari alamat tersebut



Namun ia terkena botol bekas yang terlempar kea rah kepalanya karena injakan dari ban mobil. Nina menggerutu karena lemparan itu membuat sedikit sakit “Aduh orang Jakarta nih ya nggak sopan noh” “sakit loh ini” Ucapnya kembali sambil memegang kepalanya yang sakit


Kemudian Sri kembali mencari alamat yang akan ia tuju. Ia berjalan kea rah pos satpam yang terlihat di komplek itu.

Sri bertanya “ Nyuwun sewu mas, jalan pemuda nomor 36 dimana yah?” terus satpam itu membalas “Jalan Pemuda no. 36 ada didalam silahkan non” ucap satpam itu sambil mempersilahkan sri masuk. Kemudian Sri mengucapkan”Ya wis, makasih ya pak. Matur nuwun” 



Sementara itu Naomi terlihat berada dikamarnya, ia masih menunggu “sepupunya” itu.


Ia mengeluh karena sepupunya itu belum sampai juga. “Aduh, landing jam berapa sih itu pesawatnya” ia melihat jam tangannya kembali dan berkata “bisa telat gue”





Terlihat Sri sudah masuk komplek yang ia tuju, ia mencari cari nomor rumah yang tertera di alamat itu. Akhirnya ia menemukan sebuah rumah yang alamatnya pas seperti yang tertera pada kertas yang bertuliskan alamat itu. Ia pun senang akhirnya ia menemukan alamat yang ia tuju.





“Bener, waah”
“Assalamualaikum”
Teriak Sri dari luar memanggil si pemilik rumah itu berkali kali dan memencet bel.




Sedangkan Naomi yang mendengar suara bel berbunyi langsung terkejut dan berpikir bahwa itu adalah sepupunya.
“Eh itu pasti sepupu gue sosialita deh, eh tapi ntar dulu. Namanya siapa? Namanya? Nggak penting nggak penting. Gue harus kelihatan lebih oke. Lebih oke” 




Kemudian Naomi bergegas melihat ke depan. Saat ia melihat ia terkejut karena yang ia lihat berbanding terbalik dengan pemikirannya.Ia memandang Sri dengan tatapan yang mengejutkan




“Misi mba, salamualaikum”
“Sorry gue nggak nerima orang minta sumbangan”





“Mba mba bentar”
“Ah, ah, ah, Elo megang gue, Oh my God”
“Alah, saya kesini bukan minta sumbangan, saya kesini cari alamat”
“Alamat?”
“Iyah”
“Alamatnya budhe Rahayu”
“Ha? Apa loe bilang? Budhe Rahayu?”
“Aduh plis, elo salah sambung” 






“Eh ngapain megang gue, aduh plis deh”
“Halah, mba jangan marah marah mulu. Tapi bener kok alamatnya. Jalan pemuda no. 36. Tadi saya udah Tanya Tanya bener kok ini. Tuh nomore sama toh”
“Stop stop stop, aduh gue gila gue gila. Gue udah bilang kan disini bukan rumah budhe Rahayu. Disini rumahnya Bu Sarah sama Bapak Alex. Loe ngerti nggak sih?”
“Aduh plis deh gue lagi nunggu tamu penting, bukan orang kampungan kaya elo, ih cupu banget sih lo, pergi pergi pergi,jangan pergi gue, gila gila gila”



“Mba.. mba…”
“Mba yakin mba disini nggga ada budhe Rahayu?”


Sri Nampak kecewa karena ia tidak bisa menemukan budhe Rahayu itu.



Nampak Sarah dan Oma sedang melakukan Yoga.




“Mama tuh nggak bisa bayangin yah dari mulai sekarang sama kamu, kan bisa tuh dia tinggalnya disana nggak usah bareng bareng Naomi disini”
“Ibu sudah cukup 16 tahun saya mengalah sama ibu”
Sarah kemudian mengingat apa yang sudah terjadi 16 tahun lalu padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar