Sarah kemudian mengingat apa yang sudah terjadi 16 tahun
lalu padanya.
“Sarah ayo cepat cepat berangkat ke Jakarta, ayo lepasin bayi itu” ucap Oma
Sarah tak kuasa menahan tangisnya saat ia harus menerima
kenyataan bahwa ia harus mengikhlaskan bayinya tinggal di Jogja sedangkan ia
harus ke Jakarta bersama mertuanya.
“Sarah inget yah, sekarang kamu ini menantu aku, dan kamu
harus ikutin peraturan aku, ngerti kamu?”
“Ayo Sarah apalagi sih”
“Sri.. Sri…”
Kembali ke tempat Yoga
“Mas Alex sudah setuju, kalo Sri tinggal bersama kita, saya
tetap pada keputusan saya”
Sarah melanjutkan Yoganya dan Oma Nampak tak bisa berkata
apa apa lagi.
“Nggak nggak boleh terjadi” Ucap Oma
Terlihat Naomi sedang berbicara pada Jessica.
“Aduh beb, udah jam berapa? Udah jam berapa? Kesiangan deh.
Mana nyokap gue nggak bilang lagi pesawatnya itu landing jam berapa”

“Plis beb, gue kesiangan” Ucap Naomi sambil melihat wajah
Jessica yang terlihat berbeda.
“Muka lo kenapa?”
“Ini tadi, pembantu gue masuk kamar, trus gue lupa make semprotan
anti kampungan, trus muka gue jadi bintik kaya gini deh”
Naomi hanya tertawa mendengar penjelasan dari Jesica.
“Sumpah beb, gue bingung, kapan sih datengnya?”
Tiba tiba Sarah muncul dan mengagetkan Naomi sedikit.
“Hai sayang, em sepupu kamu udah dateng?”
“Belum dateng tuh mih, kayaknya pesawatnya telat landing
kali yah. Malah, tadi itu ada orang kampong cari budhe yayu atau siapa gitu,
gak penting nggak penting”
“Orangnya kaya gimana?”
“Kira kira seumuran aku gitu, cuman kampungannya itu mi
maksimal. Dia tuh dekil, bau, hwek”
“Tunggu dulu sayang,Naomi konsentrasi dulu, dia cari budhe
yayu apa budhe rahayu?”
“Oh iya, budhe Rahayu,”
Sarah dan Oma terkejut mendengar ucapan Naomi.
“Sekarang anaknya dimana?”
“Ya aku usir lah”
“Astaga”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar